PENGOLAHAN CITRA
A. PERBAIKAN CITRA
adalah proses aksentuasi atau penajaman fitur tertentu dari citra (misalnya tepian, wilayah atau kontras) agar citra dapat ditampilkan secara lebih baik dan bisa dianalisis secara lebih teliti. Perbaikan citra tidak meningkatkan kandungan informasi dari citra tersebut, melainkan memperlebar jangkauan dinamik dari suatu fitur (feature) sehingga bisa dideteksi atau diamati dengan lebih mudah dan tepat. Perbaikan citra dapat dilakukan dengan beberapa macam cara yang dapat dibagi kedalam dua kelompok, yakni perbaikan citra dalam domain spasial dan perbaikan citra dalam domain frekuensi (Fourier). Pembagian ini didasarkan pada kawasan dilakukannya proses perbaikan dan seringkali proses perbaikan pada kedua kawasan ini ekivalen
A. PERBAIKAN CITRA
adalah proses aksentuasi atau penajaman fitur tertentu dari citra (misalnya tepian, wilayah atau kontras) agar citra dapat ditampilkan secara lebih baik dan bisa dianalisis secara lebih teliti. Perbaikan citra tidak meningkatkan kandungan informasi dari citra tersebut, melainkan memperlebar jangkauan dinamik dari suatu fitur (feature) sehingga bisa dideteksi atau diamati dengan lebih mudah dan tepat. Perbaikan citra dapat dilakukan dengan beberapa macam cara yang dapat dibagi kedalam dua kelompok, yakni perbaikan citra dalam domain spasial dan perbaikan citra dalam domain frekuensi (Fourier). Pembagian ini didasarkan pada kawasan dilakukannya proses perbaikan dan seringkali proses perbaikan pada kedua kawasan ini ekivalen
a. Perbaikan citra Pada Domain Spasial
adalah operasi tanpa memori (zero-memory atau
memoryless), dimana nilai derajat keabuan suatu piksel dipetakan ke derajat keabuan baru melalui transformasi ataupun perubahan sesudah diedit.
b. Perbaikan citra frekuensi
transformasi balik ke kawasan spasial ataupun kebalikannya dari spasial.
B. PENIGKATAN KUALITAS CITRA Adalah melakukan pemrosesan terhadap citra agar hasilnya dapat lebih baik dari citra awal untuk aplikasi tertentu. Cara paling mudah Pemrosesan hanya melibatkan satu piksel saja (tidak menggunakan jendela ketetanggaan) Contoh: contrast stretching, histogram manipulation Histogram processing: mengubah bentuk histogram agar pemetaan gray level pada citra juga berubah.
C. REGISTRASI CITRA yaitu memberikan data koordinat pada citra atau image sehingga citra tersebut memiliki posisi da biasanya untuk geografis. Salah satu cara membuat data SIG adalah dengan mendigitasi data raster. Beberapa teknik untuk mendigit data, dan pada umumnya terbagi atas dua kelompok yaitu: - mendigitasi data menggunakan alat yang disebut digitizer - digitasi dengan menggunakan layer Komputer dan mouse yang kita sebut digitasi on screen Kita akan menggunakan teknik kedua yang lebih cepat, gampang, murah dengan ketelitian yang tidak terlalu jauh berbeda dengan menggunakan alat digitizer. Kita cukup menyediakan citra atau gambar hasil scanner, atau foto udara, citra satelit dan data raster apapu juga, asalkan kita masih memperoleh data posisi pada citra tersebut dan kita memerlukan minimal empat titik koordinat, dalam bentuk jalur kurva tertutup, berurutan dan hierarkhi dari peta asli tersebut
D. PEMAMPATAN CITRA adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redundansi dari untuk mengurangi redundansi daridata-data yang terdapat dalam citrasehingga dapat disimpan atau ditransmisikan secara efisien. TUJUAN Kompresi citra bertujuanmeminimalkan kebutuhan memori untuk merepresentasikan citra digital dengan mengurangi duplikasi data di dengan mengurangi duplikasi data di dalam citra sehingga memori yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit daripada representasi citra semula. MANFAAT • Waktu pengiriman data pada saluran komunikasi data lebih singkat Contoh : pengiriman gambar dari fax, video conferencing, handphone, download dari internet, pengiriman data medis, pengiriman internet, pengiriman data medis, pengiriman dari satelit, dsb • Membutuhkan ruang memori dalam storage lebih sedikit dibandingkan dengan citra yang tidak dimampatkan
E. PEMILIHAN CITRA adalah proses pemisahan antara object dan background suatu citra. Salah satu teknik segmentasi citra yang populer adalah thresholding, karena mudah untuk di implementasikan, serta waktu komputasi yang cepat (Gonzales, R.C., dkk, 2008). Bilevel thresholding merupakan salah satu kategori dari metode thresholding, dimana bilevel thresholding men-segmentasi citra menjadi dua region yaitu object dan background. Beberapa metode telah diusulkan untuk mendapatkan nilai threshold secara otomatis Abutaleb menggunakan pencarian nilai threshold menggunakan two-dimensional entropy (Abutaleb A.S., 1989). Tsai memilih nilai threshold dengan mathematical moment dari citra grayscale (Tsai W.H., 1985). Wang dan kawan-kawan mengusulkan thresholding citra berdasarkan maksimisasi index dari nonfuzziness pada histogram grayscale 2D (Wang, Q., 1985). Otsu merumuskan masalah pemilihan nilai threshold dengan analisis diskriminan, dimana histogram citra dibagi menjadi dua grup dan nilai threshold ditentukan ketika variance antara dua grup nilainya maksimum (Otsu, N., 1979). Untuk kasus unimodal histogram yang memiliki puncak histogram tidak jelas, Otsu tetap bisa menangani. Karena keunggulan itu, Otsu menjadi salah satu metode thresholding bilevel yang handal (Sahoo, dkk., 1988) dan digunakan sebagai metode klasik dalam aplikasi sesungguhnya (Cao, dkk., 2002) Iluminasi dan gradasi warna pada sensor pasif terjadi karena faktor dari cahaya di lingkungan sekitarnya atau fokus pengambilan citra (Chong-Yaw, W., dkk., 2006). Pada sensor aktif gradasi warna gelap terang terjadi akibat perbedaan pancaran sinar x yang diterima oleh film setelah melewati tubuh manusia, dimana sinar x tersebut dipancarkan oleh sensor aktif (Gonzales, R.C., dkk, 2008). Jika disegmentasi dengan menggunakan metode bilevel thresholding, maka akan terjadi kesalahan segmentasi. Untuk mendapatkan hasil segmentasi yang lebih baik pada kasus citra yang memiliki iluminasi dan gradasi warna, timbul ide untuk membagi citra menjadi beberapa window. Tetapi permasalahan timbul jika terdapat window yang hanya berisi object atau background saja. Jika hal itu terjadi maka window tersebut akan ter-threshold oleh ukuran window yang statis Tujuannya adalah mengembangkan teknik pemilihan window secara adaptive berdasarkan tingkat ketajaman citra. Teknik thresholding ini akan dibandingkan dengan teknik thresholding yang diusulkan oleh Qingming Huang
B. PENIGKATAN KUALITAS CITRA Adalah melakukan pemrosesan terhadap citra agar hasilnya dapat lebih baik dari citra awal untuk aplikasi tertentu. Cara paling mudah Pemrosesan hanya melibatkan satu piksel saja (tidak menggunakan jendela ketetanggaan) Contoh: contrast stretching, histogram manipulation Histogram processing: mengubah bentuk histogram agar pemetaan gray level pada citra juga berubah.
C. REGISTRASI CITRA yaitu memberikan data koordinat pada citra atau image sehingga citra tersebut memiliki posisi da biasanya untuk geografis. Salah satu cara membuat data SIG adalah dengan mendigitasi data raster. Beberapa teknik untuk mendigit data, dan pada umumnya terbagi atas dua kelompok yaitu: - mendigitasi data menggunakan alat yang disebut digitizer - digitasi dengan menggunakan layer Komputer dan mouse yang kita sebut digitasi on screen Kita akan menggunakan teknik kedua yang lebih cepat, gampang, murah dengan ketelitian yang tidak terlalu jauh berbeda dengan menggunakan alat digitizer. Kita cukup menyediakan citra atau gambar hasil scanner, atau foto udara, citra satelit dan data raster apapu juga, asalkan kita masih memperoleh data posisi pada citra tersebut dan kita memerlukan minimal empat titik koordinat, dalam bentuk jalur kurva tertutup, berurutan dan hierarkhi dari peta asli tersebut
D. PEMAMPATAN CITRA adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redundansi dari untuk mengurangi redundansi daridata-data yang terdapat dalam citrasehingga dapat disimpan atau ditransmisikan secara efisien. TUJUAN Kompresi citra bertujuanmeminimalkan kebutuhan memori untuk merepresentasikan citra digital dengan mengurangi duplikasi data di dengan mengurangi duplikasi data di dalam citra sehingga memori yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit daripada representasi citra semula. MANFAAT • Waktu pengiriman data pada saluran komunikasi data lebih singkat Contoh : pengiriman gambar dari fax, video conferencing, handphone, download dari internet, pengiriman data medis, pengiriman internet, pengiriman data medis, pengiriman dari satelit, dsb • Membutuhkan ruang memori dalam storage lebih sedikit dibandingkan dengan citra yang tidak dimampatkan
E. PEMILIHAN CITRA adalah proses pemisahan antara object dan background suatu citra. Salah satu teknik segmentasi citra yang populer adalah thresholding, karena mudah untuk di implementasikan, serta waktu komputasi yang cepat (Gonzales, R.C., dkk, 2008). Bilevel thresholding merupakan salah satu kategori dari metode thresholding, dimana bilevel thresholding men-segmentasi citra menjadi dua region yaitu object dan background. Beberapa metode telah diusulkan untuk mendapatkan nilai threshold secara otomatis Abutaleb menggunakan pencarian nilai threshold menggunakan two-dimensional entropy (Abutaleb A.S., 1989). Tsai memilih nilai threshold dengan mathematical moment dari citra grayscale (Tsai W.H., 1985). Wang dan kawan-kawan mengusulkan thresholding citra berdasarkan maksimisasi index dari nonfuzziness pada histogram grayscale 2D (Wang, Q., 1985). Otsu merumuskan masalah pemilihan nilai threshold dengan analisis diskriminan, dimana histogram citra dibagi menjadi dua grup dan nilai threshold ditentukan ketika variance antara dua grup nilainya maksimum (Otsu, N., 1979). Untuk kasus unimodal histogram yang memiliki puncak histogram tidak jelas, Otsu tetap bisa menangani. Karena keunggulan itu, Otsu menjadi salah satu metode thresholding bilevel yang handal (Sahoo, dkk., 1988) dan digunakan sebagai metode klasik dalam aplikasi sesungguhnya (Cao, dkk., 2002) Iluminasi dan gradasi warna pada sensor pasif terjadi karena faktor dari cahaya di lingkungan sekitarnya atau fokus pengambilan citra (Chong-Yaw, W., dkk., 2006). Pada sensor aktif gradasi warna gelap terang terjadi akibat perbedaan pancaran sinar x yang diterima oleh film setelah melewati tubuh manusia, dimana sinar x tersebut dipancarkan oleh sensor aktif (Gonzales, R.C., dkk, 2008). Jika disegmentasi dengan menggunakan metode bilevel thresholding, maka akan terjadi kesalahan segmentasi. Untuk mendapatkan hasil segmentasi yang lebih baik pada kasus citra yang memiliki iluminasi dan gradasi warna, timbul ide untuk membagi citra menjadi beberapa window. Tetapi permasalahan timbul jika terdapat window yang hanya berisi object atau background saja. Jika hal itu terjadi maka window tersebut akan ter-threshold oleh ukuran window yang statis Tujuannya adalah mengembangkan teknik pemilihan window secara adaptive berdasarkan tingkat ketajaman citra. Teknik thresholding ini akan dibandingkan dengan teknik thresholding yang diusulkan oleh Qingming Huang